Adalah gangguan peradangan kronis pada jalan nafas Adalah gangguan peradangan kronis pada jalan nafas yang
berhubungan obstruksi aliran udara yang refersibel.
Diagndsa banding (semua yg mengi bukan asma)
? Obstruksi jalan nafas mekanik atau abnormalitas struktur
jalan nafas
? Disfungsi plika vokalis atau laring
? Penyakit paru obstruktif kronis
? Gagal jantung kongestif
? Emboli paru
? Infiltrat paru dengan eosinofilia
Manife stasi k Manife stasi k lin is
o Gejala: mengi yg nadanya naik turun, dispnu, batuk, dan rasa
sesak didada
o Pencetus: penyebab iritasi respiratorik (seperti :
rokok, parfum, detergen cuci, bau yg
menyengat), aeroalergen (yg dapat mencetuskan respons
sedang dan lambat), infeksi (ISPA, sinusitis), GERD,air
dingin, obat (seperti aspirin? ? leukotrin,penyekat
bronko konstriksi; morfin ?pelepasan histamin) stres
emosional
o Eksaserbsi: frekuensi, durasi, bertnya penkit (termasuk
kebutuhan untuk penurunan steroid oaral, berobat ke UGD)
Pemerik saan Pemerik saan fis ik
? Mengi, fase ekspirasi ?, hipersosnor pada perkusi toraks.
? Periksa adanya polip hidung.
Pemeri Pemeri ksaan diagnosti k
? Uji fungsi paru
?laju aliran puncak ekspirasi (PEFR, normal untuk laki-laki
450-650, perempuan 350-500)
? FEV,/FVC, ? FEV, ? FVC, ? RV, ? TLC
lekukan pada lengkung aliran volume
uji provokasi bronkial +
? Foto rontgen toraks: menyingkir kan penebab lain obstruksi
jalan napas
? bronkoskopi: pertimbangkan apabila mengi unilateral, stridor
au korpus alienum
? Uji alergen
Klasi fikasi Klasi fikasi asma
- - - -
Gejala berlanjut Sering Diperkirakan =60%
Ekaserbasi sering
muncul
Peristen berat
Diperkirakan 60-
80%
Gejala harian >1/minggu
Penggunaan angonis
Seetiap hari
Ekaserbasi >2minggu
Peristen sedang
Peristen ringan >2/ minggu namun <1/hri >2 bulan Diperkirakan =80%
Diperkirakan >80%
normal antara
eksaserbasi
Interrmiten ringan =2/minggu =2/minggu
PFT(F)ET,atau
PEFR
beratnya gejala Gejala makan
Pengobatan terkontrol langka Pengobatan terkontrol langka panjj ang
? Kortikosteroid sistemik
? Kromolin atau nedokromil
? Inhalasi kerja lama atau agonis
? Metilxantin (seperti: teofilin ,aminofilin
? Anti leutrien: penghambat 5-LO (seperti: zileuton) dan
antagonis reseptor leukotrien (seperti: zafirlukast)
Pengobatan cepat
o Agonis �2 inhalasi kerja singkat
(seperti: albuterol, terbutalin, dan pributerol)
o Antikolinergik (seperti: iprapropium bromida, glikopirolat)
o Korti kosteroid sistemik
Pental aksana asma Pental aksana asma krronii k
Seluruh pasien sebaiknya menjalani inhalasi agonis �2 kerja
singkat bilan diperlukan+pengobatan terpantau jangka panjang
berdasarkan beratnya asma yg dideritanya.
Korti kosteroid inhalasi tiap hari (dosis tinggi) dan agonis-�2
inhalasi kerja lama atau metilxantin dan korti kosteroid sistemik
Peristen berat
Korti kosteroid inhalasi tiap hari (dosis sedang) + agonis �2
inhalasi kerja lama atau metilxantin
Peristen sedang
Korti kosteroid inhalasi tiap hari (dosis rendah) atau
kromolin/ nedokromil atau metilkantin atau anti- leukotrien
Peristen ringan
Intermiten ringan Tidak ada
Beratnya penyakit Pengobatan terkontol jangka panjang
Exsaserbasi
Evaluasi langsung
? Riwayat
Hal-hal menasar pada asma:beratnya gejala ,batasan
PEFR, berobat ke IGD, perawat di ICU, intubasi
Hal-hal mendasar pada pengobatan termasuk ketergantungan
terhadap steroid oral
? Tanda-tanda distres
pernafasan: takipnu, takikardi, diaforesis, sianosis, bicara
terputs putus,suara nafas hilang, penggunaan otot-otot
pernafasan tambahan, pulsus parodoksus, gerak paradoks
pada abdomen (saat bernafas)
? Nilai barotrauma seperti: pneumotoraks (suara nafas
asimetris, defiasi trakea, efisema subkutan) dan
pneumo mediastinum (bunyi hamman)
? Pemerksaan diagnost Pemerksaan diagnostik: PEFR, analisis gas darah
(apabila SaO2 < 91% atau curiga adanya
vipoventilasi), foto rontgen toraks (apabila
eksa serbasi berat atau jika ada kecurigaan
komplikasi mekanik)
Klasifikasi beratnya eksaserbasi asma
?Ringan: PEFR > 80%,dispnu saat beraktiitas
fisik, mengi pada akhir ekspirasi
?Sedang: PEFR 50-80% dispnu pada saat
berbicara, mengi pada ekspirasi, penggunaan otot
napas tambahan
?Berat: PEFR < 50%,SaO2 < 91%, PaCO2 >
42, dispnu pada saat istirahat, mengi pada inspirasi
dan ekspirasi, penggunaan otot nafas
tambahan, pulsus paradoksus
Pental aksanaan medi kament Pental aksanaan medi kament osa unttuk
serrangan akutt
antibiotika Hanya pada pneumonia
2 g IV selama 20 menit tiap 1 jam x Manfaatnya masi kontroversial
4
magnesiu
m
Bukan indikasi pd ED krn tdk ada
manfaat lbh baik dari terapi agonis
beta2 penggunaa nya masih
kontroversial
6 mg/kg IV bolus ? 0,6 mg/kg/jam
infus kontinu
aminofilin
bronko dilatasi apabila dikombinasi
dgn albuterol
MDI 4-8 smprotan tp 30 mnt atau
nebulizer 0,5 mg tp 30 mnt x 3
ipratropiu
m
Tidak bermanfaat bila diberikan
secara inhalasi
Epinefrin 0,3-0,5 mg SC tiap 20 mnt x 3
1:1000 mg
Predison 60 mg PO,atau IV tidak lebih baik dari PO
metil prednisolon 80 mg IV
kortkoster
oid
MDI 4-8 semprot tp 20 mnt atau Terapi lini pertama
Nebulizer 2,5-5,0 mg tp 20 mnt x 3
albuterol
obat dosis keterangan
Perawat an tingkat bangsal rumah Perawatan tingkat bangsal rumah sakit
? PEFR tiap 8 jam, oksimetri tiap 6 jam atau berlanjut apabila
Sa02 >90%
inhalasi agonis beta2 dengan MDI (4-8 semprotan) atau
nebulizer (2,5-5,0 mg) tiap 2-4 jam dan tiap 1-2 jam bila perlu
korti kostiroid sistemik: prednison 60 mg PO tiap 8 jam
sampai PEFR > 50% ? 60 mg PO 4x1 ? diturunkan
secara berthap.
Unit perawatan intensif (seperti: status asmatikus)
inhalasi agonis beta tiap 1-2 jam atau berlanjut (pemakaian
MDI atau nebulizer masi kontroversial) bronkolidator
tambahan: antikolinergik inhalasi, epinefrin SC atau
IV, aminofilin IV,mg korti kostiroid sistemik
(seperti: metilprednisolon 60-80 mg IV tiap 6-8 jam)
Gambar Gambar 2-3.penilaian aw al eksaserbasi asma
Penilaian awal
?
Oksigen dipertahankan hingga SaO2 > 90%
Inhalasi agonis tiap 20 menit x 3
Kortikosteroid PO atau IV x 1
Ulangi penilaian setelah 3 jam
(gejala, pemeriksaan fisik,PEFR,Sa02)
PEFR > 70% PEFR 50-70% PEFR < 50%
Tanpa dispnu perbaikan < 25% mengi atau dispnu
Tanpa/ sedikit ada mengi mengi atau dispnu berat
Respon bertahan 60 mnt ringan sampi sedang PaCo2 > 42 mmHg
Setelah terapi terahir
Respon balik respon tdk lengkap respon buruk
Plg kerumah perawatan ke bangsal perawatan di
Tidak lanjut yg ketat rumah sakit ICU
Defin Definisi
o Penyakit pernafasan kronisyang ditandai dengan dipsnu, pembatasan aliran
udara, dan gangguan pertukaran udara
o Subtipe
Bronkitis kronik ( definisi klinik ): batuk produktif selama > 3 bulan/tahun x =2
tahun
Emfisema (definisi patologis): dilatasi dan destruksi ruang udara
Epidemologi
o Prevalensi 15 juta orang amerika
o Berkembang pada 10-15% perokok
Etiologi
o Merokok (emfisema sentribulor)
o Defisiensi a1-antit ripsin (emfisema basilaris panasinar)
o Infeksi jalan nafas rekurens
Manifestasi klinik
o Batuk, produksi spuntum, dipsnu
o Eksasebasi yang dicetuskan oleh: trakeobronkitis atau pnemonia (S.
pnemoniae, H. influinzae, M. catarrhalis, virus), polutan udara, bronkospasme.
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
? ?Diameter AP, hipersonor, penyimpanan diagfragma ?,
suara nafas ?,fase ekspiratorik ?,ronki, mengi
? Selama eksaserbasi: takipnu, penggunaan otot napas
tambahan, pulsus paradoksus �, sianosis sentral.
Emfisema vs. bronkitis Emfisema vs. bronkitis kronik
Blue bloater
Sianosis, obesitas, edemato
sa ronki dan mengi
Pink pufer
Takipnu, nonsianosis,
kursus
Suara nafas hilang
Pemeriksaan
fisik
Dispnu intermiten produksi
sputum yang berlebihan
Dispnu konstan dan berat
batuk ringan
Manifestasi
klinis
Ventilasi dan perfusi yang
tidak sesuai hipoksemia
dan hiperkapnia berat
hipertensi pulmonalis, kor
pulmonale
Defek ventilasi perfusi yang
sesuai hipoksemia ringan
patofisiologi
emfisema Bronkitis kronik
Pental aksanaan kroni Pental aksanaan kroni s((PPO M))
? Kortikosteroid:pertibangkan apabila dapat mengkonfimasi
keuntungan spirometrik
? Oksigen: apabila PaO2 =55mmhg atau SaO2 =89%
(istirahat, olahraga,atau tidur) untuk mencegah
korpulmonale dan mortalitas
? Pencegahan: hentikan merokok, profilaksis
influenza, pneumofak
? Dilator: antikolinergik agonis �-2, teofilin
? Percobaan: pembedahan reduksi paru, transplantasi paru
? Rehabiltasi
prognosis
? FEV,< 1l ? daya tahan hidup 5 tahun lebih kurang 50%
Penta laksana eks aser basi PPO Penta laksana eks aser basi PPOM
Lihat adanya retensi CO2 (krn
hilanya kendali pernafasan
hipoksia +?
oksigenasi ? F1O2 untuk mencapai PaO2 =55-60
teofilin Sustained release 100-300 mg PO2x1 Kegunaan,mengikuti kadar
H,influenza, Mcatarhalis, dan
S,pneumonia merupakan
bakteri pencetus yang paling
sering antibodi ?
Trimeto primsu lfametoksazol,
amoksilin/ klafulanat, s
efuroksim
antibiotik
30% pada
kematian, intubasi, peraawatan
kembali krn PPOM atau perlu
untuk ? terapi
Metil prednisolon 125 mg IV tiap 6 jam
x 72 jam kemudian predison 60 mg
PO 4x1 x 4 hari kemudian diturunkan
bertahap 20 mg tiap 3-4 hari
kortikoster
oid
Berguna apabila komponen
bronko konstriksi reversible
MDI 4-8 semprotan tiap 1-2 jam atau
nebulizer 2,5-5,0 mg tiap 1-2 jam
albuterol
MDI 4-8 semprotan tiap 1-2 jam atau Terapi ini pertama
nebulizer 2,5-5,0 mg tiap 1-2 jam
Ipratropiu
m
OBAT DOSIS KETERANGAN
Etiologi diketahuEtiologi diketahui
Pneumo koniosis (debu inorganik)
? Absestosis
?Silikosis
? Penyakit paru pada pekerja tambang batu bara ( debu batu
bara dengan sedikit reaksi jaringan)
? Berliosis (penyakit granu lomatosa multisistemik yang
menyerupai sarkoidosis
Pneumonitis hipersensitif Pneumonitis hipersensitif (debu organik)
? Antigen: protein dari bulu dan kotoran burung
? Patofisiologi: reaksi imunologi terhadap antigen yang
terhirup: baik akut maupun kronis
? Patologi: granuloma non-kaseosa, renggang
Latrogenikon
? Kemoterapi: bleomisin,busulfan, siklofosfamid, nitrosurea
? Obat-obatan lain:nitrofurantoin, sulfonamid, tiazid, amioda
? Radiasi
Infeksi,
? PCP, virus, mikrobakterial, jamur, HIV
Kegan Keganasaan
? Karsino matosis limfangitis: adeno karsinoma
(payudara, pankreas, gaster, paru)
? Karsinoma sel bronko alfeolar (walaupun biasanya muncul
sebagai penyait rongga udara)
? Gangguan limfiproli feratif (leukemia dan limfoma)
Etiologi yang tak diketahu Etiologi yang tak diketahui
Fibrosis pulmonalis idiopatik
? Epidemiologi: usia 40-60 tahun,rasio laki-laki: perempuan =2:1
?Patologi: pneumonitis intertisialis klasik atau pneumonitis
interstisialis deskuamatif,pada akhirnya gambaran sarang
lebah (rongga kistik yang dibatasi oleh epitel bronkial
meeteplastik)
? Manifestasi klinis:riwayat onset dispnu yang bertahap selama
1-3 tahun
? Pemerisaan diagnostik
foto rontgen toraks:10% normal
CT toraks:opaksitas linear (fibrosis) + daerah yang lebih jelas
(peradangan)
titer ANA dan RF rendah dapat dilihat pada kurang lebih 25%
pasien IPF
? Pentalaksanaan
indikasi:secara klinis IPF aktif (dispnu sedang atau foto
rontgen toraks,uji fungsi hati)
obat-obatan:prednison 1 mg/kg PO 4x1
?Daya tahan hidup rata-rata:4-10 tahun
Penyakit faskular kolagen (biasanya lobus inferior terkena
>lobus superior)
? Sistemik lupus eritematosus :pleura > penyakit paru
interstisial (ILD)
? Artritisreumatoid:buaanya menyebabkan pleuritis atau efusi
? Skleroderma:fibrosis > > alveolitis
? Polimiositis-dermatomoisitis
? Sindrom sjjogren:fibrosis atau infiltrasi limfositik
? Penyakit jaringan konektif-campuran
SarkoidosiSarkoidosis
o Epidemiologi:? prevalensi pada orang-orang afrika ;onset
selama dekade 3-4
o Patofisiologi:depresi dari sistem kekebalan saluran
perifer,aktifasi secara sentral
o Patologi:granuloma non-kaseosa dengan sel raksasa
multinukleus;? kelenjar getah bening hilar dan mediastinum
o Manifestasi klinis:demam pada awalnya,malaise,artralgia
dan eritem nodosum
stadium 1=limfadenopati hiliar bilateral;stadium 2
=limfadenopati + ILD;stadium 3 hanya ILD
o Pemeriksaan diagnostik:biopsi kelenjar getah bening,?
kadar ACE (40-80% karena membran sel granuloma
o Penatalaksana:kortikosteroid apabila gejala,hiperklsimea
o Prognosis:40% berkurang secara sepontan,40%membaik
pada penanganan,20% menjadi cedera paru yangireversibel
Sindrom perdarahan Sindrom perdarahan paru
? Sindrom perdaaha paru (anti-GSM)
? Granulomatosis wegener (ANCA)
? Hemosiderosis paru idiopatik (IPH)
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
? Gejala infeksi
? pekejaan.,perjalanan,pajanan,dan riwayat medis
? Tanda atau gejala sarkoidosis atau penyakit kolagenvaskular
(seperti:perubahan kulit,artralgia,mialgia,fenomena
raynad)
Pemeriksaan diagnostiPemeriksaan diagnostik
? Pencitraan
Foto rontgen toroks:pola interstisial atau retikulonodular
bagian atas (sarkoidosis,silikosis,penyakit paru pekerja batu
bara
? Uji fungsi paru:pola restriktif (volume paru ?)
? Serologi:ANA,RF,ACE,anti-GBM,ANCA,HIV
? Lavase bronkoalveolar (diagnostik pada
infeksi,perdarahan,PAP
? Biopsi transbronkial (diagnostik pada
sarkoidosis,infeksi,pneumonitis hipersenisitif,keganasan)
? Biopsi paru tebuka atau biopsi torakiskopik dengan bantuan
video
PatifisioloPatifisiologi
? Transudasi:faktor sistemik?akumulasi cairan di pleura
(seperti:PCWP ?.tekanan onkotik ?)
? Eksudasi:faktor lokal ?akumulasi cairan di pleura
(seperti:perubahan permeabilitas permukaan pleura)
Transudat
? Gagal jantung kongesif (40%):efusi protein total mungkin ?
dengan diuresis atau kronisitas
? Perikarditis konstriktif
? Sirosis:sering sisi kanan,sering masif (bahkan tanpa asites
yang jelas)
? Sindrom nefrotik
? Lain:edema paru (biasanya eksudat),keganasan (tumor)
EksuEksudat
oInfeksi (29%)
Bakterial (parpneummonik)
Komplikasi � pH < 7,0 atau pewarnaan gram atau kultur
LDH > 1000 atau glukosa <40
Emfiem � fis yang jelas
Mikobakterium
Jamur,virus (biasanya kecil),parasitik
(seperti:amebiasis,paragonomiasis)
oKeganasan (20%):karsinoma bronkogenik,metastasis
(sperti:keganasan payudarah,dan limfoma)
oEmboli paru (10%):efusi pada -40% edema paru;eksudat
(75%) >transudat (25%)
oPenyakit kolagen-vaskular:artritis reumatoid (besar)
oPenyakit gastrointestinal,pankreatits,ruptur esofagus
oHemotoraks (>50%):trauma,emboli
parukeganasan,koagulopati
Pemeriksaan Pemeriksaan diagnostik
? Torakosentesis
Indikasi
sluran efusi > 1 cm pada posisi dekubitus (kecuali jika
dengan jelas karena gagal jantun)
parapneumonik seharusnya dipunksi segera mungkin (tidak
dapat dipercaya kecuali jika kemungkinan empiema sudah
disingkirkan secara klinis)
pemeriksaan diagnostik
slang ujung merah ?TP,LDH,glukosa
slang ujung ungu ?hitung jenis sel
penampungan steril ?kultur dan pewarnaan gram
spuit analisis gas darah ?pH
cairan yang tersisa bisa digunakan untuk pemeriksaan
tambahan sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang sudah
ditetapkan diklinik yang bersangkutan
komplikasi:pneumotoraks (5-10%),hemotoraks
(1%),ekspansi kembali edema paru,tidak ada aspirasi
udara,tusukan jarum tunggal,dan tidak ada di riwayat radiasi
toraks
?Transudat vs.eksudat
ktriteria eksudat-TP /T >0,5 atau LDH/LDH >0,6 atau LDH
>200 (bergantung laboratorium)
?Pemeriksaan cairan pleura tambahan
BTA:hasil pada TB adalah ~ 10% dengan pewarnaan,~ 75%
dengan biopsi pleura
deaminase adenosin (ADA):terlihat pada granuloma,>70?
curiga TB teringkirkan
sitologi:hasil 55% dengan 1 sampel,70% dengan 3 sampel
?CT toraks,biopsi pleura;VATS (bedah toraks dengan bantuan
video)
PenatalaksanaPenatalaksanaan
?Efusi simtomatik:torakosentesis teapeutik,obati proses
penyakit yang mendasrinya
?Efusi parapneumonik
tanpa komplikasi:antibiotik
komplikasi atau empiema:slang torakostomi � trombolitik
intra pleura atau VATS
?Efusi ganas:torakosentesis serial dengan slang torakostomi +
pleurodesis (angka keberhasilan 80%)
Karakt eris tik c ai ran pl Karakt eris tik c ai ran pl eura
Sisi kiri
amilase ?
<5000- 1-10,000 ??? ??
>50,000
Kruh hingga
purulen
Ruptur
esofagus
Sisi kiri
amilase ?
Serosanguli PMN 1-50,000 1-10,000 normol =serum
nosa-keruh
pankreatitis
PMN <1000 ? ??? RF ?,? CH50
limfosit,eoslinofi
l 1-20,000
Artritis keruh
reumatoid
Tanpa infark
?transudat
Emboli paru berdarah PMN 1-50,000 1-100,000 normal =serum
Normal hingga Sitologi +
?
Normal
hingga ?
Limfosit 1- 1-100,000
100,000
Keruh
hingga brdrh
keganasan
BTA +
ADA +
Normal hingga
?
Normal
hingga ?
Limfosit 5- <10,000
10,000
serosanguinosa
Tiberkulosis
empiema purulen PMN 25-10,000 <5000 ??? ??
Kruh hingga PMN5-40,000 <5000 ?? ??
purulen
Parapneumonia
dgn kompliaksi
Normal =serum
hingga ?
Polimorfonukle <5000
ar (5-40,000
Parapneumonia kruh
tanpa komlikasi
Jernih,kekun <1000 <5000 normal =serum Sisi kanan
ing-kngan
sirosis
Kardiomegali
bilateral
Jernih,kekun Limfosi<1000 <5000 normal =serum
ning-kngan
CHF
Sel drh pH Glukosa(mg/dl) keterangan
mrh/mm�
Sel drh
putih/mm�
etiologi tampilan
DefinisDefinisi
? Trombosis vena tibia-fibula
? Trombosis fena profunda (Proksimal):trombosis vena
poplitea,femoralis
Epidemiologi
? Faktor resiko
trombogenesis
perubahan pada aliran darah (seperti:stasis):istirahat
total,gagal jantung kongestifb
cedera pada endotelium:trauma,pembedahan
sindrom anti fosfolipid,pil kontrasepsi oral
keganasan (ditemukan pada 12% DVT/emboli paru)
Manifestasi Manifestasi klinis
? Asimtomik
? Trombosis vena tibia-fibula:80%menghilang secara spontan
? DVT:nyeritibia-fibula,edema,distensi vena,nyeri pada
dorsofleksi
50%pasien dengan DVT simtomatik memiliki embolin
paru asimtomik
? Emboli paru:dispnu,nyeri toraks pleuritik,batuk hemoptisis
33% pasien dengan emboli parumemiliki gejala atau
tanda DVT
? Emboli paru masif dengan kor pulmonale
akut:sinkop,hipotensi,disosiasi elektro-mekanis
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
? DVT (sensivitas 60-88%,spesifitas 30-72% JAMA
279:1094,1998):pembengkakan ektremitas inferior (>3 cm
dibandingkan dengan sisi yang tidak
terkena),edema,eritema,hangat,nyeri,teraba korda,tanda
homan
? Emboli paru
takipnu,takikardi,demam,sianosis
Probabil ita s prefe st DVProbabil ita s prefe st DVT
?Trauma terhadap tungkai
simtomatik dalam 60 hari
?Edema piting pada tungkai
simtomatik
?Vena supervisialis yang
berdilatsi (non-varises) hanya
pada tungkai simtomatik
?Rawat inap dalam 6 bulan
sebelumnya
?eritema
?Kangker aktif
?Paralesis,paresis atau
imobilisasi kaki
?Istirahat total selama >3 hari
atau pembedahan mayor dalam
4 minggu
?Nyeri tekan yang terlokalisir di
sepanjang vena
?Pembengkakan paha dan betis
?Pembendkakan betis >3 cm
pada sisiasimtomatik
?Riwayat keluarga DVI
Nilai mayor Nilai minor
Langkah penanganan em Langkah penanganan em boll ii parru
Kemunginan emboli paru yang berdasarkan pada data PIOPED
kecurigaan klinis
rendah 40% 16% 4%
Sedang 66% 28% 16%
Tinggi 96% 88% 56%
Katagori sken tinggi Sedang Rendah
? Lankah penanganan trombofilia diindikasikan Lankah penanganan trombofilia diindikasikan pada hal
berikut apabila ini akan mengubah penanganan
emboli paru/DVTidiopatik + (usia < 50 tahun atau riwayat
dalam keluarga atau lokasi yang jarang atau masif)
? Langkah penanganan keganasan (12% pasien dengan
DVT/emboli paru �idiopatik�suatu akan menderita suatu
keganasan)
penapisan awal yang adekuat:anamnesis,pemeriksaan fisik
(payudara,abdomen,pelvis,rektum,uji darah samar),uji
laboratorium dasar (SMA-20,hitung darah
lengkap,urinalisasi), foto rontgen toraks,skrining perawatan
kesehatan standar yang terbaru
(mamogram,sigmoidoskopi,fleksibel,PSA?)
PenatalaPenatalaksanaan
? DVT vena tibia-fibula simtomatik,DVT proksimal,dan emboli
paru perlu antikoagulan
? Metode pemberian antikoagulan
heparin tanpa fraksi secara intravena: 80 u/kg bolus ? 18
u/kg/jam infus ? sdisesuaikan berdasarkan terapeutik PTT
yang pertama,mulai dengan terapi antikoagulan oral,
diselangi x 5 hari, titrasi sampai INR 2,0-3,0
LMWH: enoxaparin 1 mg/kg SC 2X1 atau dalteparin 200
IU/kg SC 4x1
Pend eka tan te rhad ap ke cur iga an embol i pa Pend eka tan te rhad ap ke cur iga an embol i pa ru
Pendekatan terhadap kecurigaan terhadap emboli paru
Tanpa faktor resiko, bukan rendah dengan faktor resiko
Dispnu yang dapat dijelaskan,nyeri maupun tinggi dispnu yang tidak dapat dijelaskan,
Dada pleuritik nyeri dada pleuritik
Kecurigaan klinis kecurigaan klinis kecurigaan klinis
Rendah (0-20%) sedang (20-80%) tinggi (80-100%)
Probabilitas probabilitas probabilitas probabilitas probabilitas probabilitas probabilitas
Ventilasi/perfusi ventilasi ventilasi ventilasi/perfusi ventilasi ventilasi/ ventilasi/
Rendah atau perfusi perfusi rendah atau perfusi perfusi perfusi
D-dimer negatif? sedang tinggi sedang tinggi rendah atau tinggi
sedang
Emboli paru dapat apabila daya cadang jantung ultrasonografi positif emboli paru sebagai
disingkirkan adekuat ultrasonografi kompresi diagnosis
kompresi serial
(hari 1,3,7 dan 14) negatif positif
negatif positif angiogram paru negatif emboli paru dapat
disingkirkan
emboli paru dapat disingkirkan emboli paru sebagai diagnosis
tromboprof tromboprof ilaks is
LMWH yang
menggunakan:
baik enoxaparin
30 mg SC 2x1
atau dalteparin
2500 IU SC 4x1
atau walfarin
+ ES
Heparin 5000 U
SC 2x1 atau IPC
� ES
profilaksis Mobilisasi dini
Risiko DVT atau 0,4% 2-4% 10-20%
emboli paru
Bedah ortopedi
trauma riwayat
DVT
Usia > 40 tahun
bedah umum
infark
miokard,stroke,
istirahat total
penyakit kronis
Usia < 40 tahun
pembedahan
tanpa komplikasi
Pasien dan
Pembedahan
Rendah Sedang Tinggi
Dur asi anti Dur asi anti koagull an
Seumur
hidup
durasi 3 bulan 6 minggu = 6 bulan
Trombofil
ia,
keganas
an,atau
DVT/emb
oli paru
rekuren
Faktor idiofatik
risiko
sementar
a
Vena
Tibia-
Fibula
Tipe
? Trombolisis (TPA 100 mg selama 2 jam atau Trombolisis (TPA 100 mg selama 2 jam atau 0,6 mg/kg
selama 3-15 menit) DVT extensif atau emboli paru masif
menyebabkan gangguan hemodinamik atau ? Pada pasien
dengan disfungsi ventrikel kanan atau daya cadang
kardiopulmonal yang terbatas
? Filter IVC (apabila terdapat kontraindikasi terhadap
pemberian antikoagulan)
? Trombektomi
Komplikasi
? Sindrom pasca-trombotik (25%) : nyeri, pembengkakan,
ulserasi; dapat ? dengan menggunakan stoking kompresi
Prognosis
? Angka mortalitas 17% dalam 3 bulan (karena emboli paru,
kanker,kegagalan napas)
? 75% dari yang meninggal saat menjalani perawatan awal di
RS
Definisi
?Batuk darah
?Meliputi : sputum bercampur darah makroskopik,dan
hemoptisis masif (didefinisikan sebagai hilangnya darah >
600 cc/24 � 48 jam atau menyebabkan gangguan
hemodinamik,perubahan pada analisis gas darah,
kegagalan pernapasan)
?Keluarnya perdarahan dari ngasofaring atau saluran cerna
etiologetiologi
Paskulitis (granulomatosis wegener,sindrom goodpasteur)
Malformasi AV
Hemosiderosis paru idiofatik
Antikoagulan yang berlebihan (biasanya terdapat penyakit paru
yang mendasarinya)
Lain-lain
Emboli paru
Gagal jantung
Kongesif stenosis
Kardiofaskuler
Neoplasma Primer atau metastasis
Bronkhitis (paling sering menyebabkan hemoptisis yang tidak
bermakna)
Bronkiektasis (penyebab paling sering hemoptisis yang bermakna)
Tuberkulosis
Abses paru
Pneumonia
Peradangan
Pemeriksaan diagnostiPemeriksaan diagnostik
? PT,PTT,trombosit
? Foto rontgen torakurs
? CT toraks
? Bronkoskopi (lentur atau kaku)
? Sputum u/ pewarnaan garam,kultur,pewrnaan dan kultur
basil tahan asam,sitologi
Penatalaksanaan
? Memperbaiki koagulopati
? Menekan batuk
? Bergantung pada sisi yang mengalami perdarhan
? Intubasi selektif
? Embolisasi selektif
? Reseksi pembedahan
Karsinoma bronkogenik (75%)
Adenokarsinoma dan karsinoma sel
besar (perifer)
Karsinoma sel skuamosa dan sel
kecil (sentral)
Metastasis (20%): payudara, kepala
dan leher, kolon, testis,
ginjal,sarkoma
Karsinoid
Sarkoma
Granuloma (90%):
TBC,histoplasmosis, koksidiomikosis
Hamartoma (50%)
Kista bronkogenik
Malformasi AV
Infark
Granulomatosis wegener
Pneumonitis
Lipoma,fibroma,amiloidoma
Nodul reumatoid
Askariasis,ekinokosis (kista
hidatidosa)
Ganas (Jinak (70%) 30%s)
Manifestasi Manifestasi klinik
? Karakteristik pasien
usia: <30 tahun ? 2% ganas, + 15% untuk tiap tambahan
dekade
riwayat merokok ? keganasan ?
riwayat adanya keganasan lain ? keganasan ?
Pemeriksaan diagnostik
? Karakteristik radiologi
>3cm ? ganas
waktu pelipatgandaan 1-12 bulan ? ganas; stabil dalam 2
tahun ? jinak klasifikasi
difus sentralis, berlapis ? granuloma
gambaran �popcorn� ? hamartoma
bercak atau eksentris ? ganas atau jinak
Langkah penanganLangkah penanganan
o observasi:hanya untuk lesi yang terlihat jnak pad pasien
muda tanpa disertai faktor risiko
o PPD (uji tuberkulin), serologi jamur, ANCA
o Biopsi jarum transtorakal (sensitif terhadap keganasan
mencapai lebih dari 85-95%)
o Bronkoskopi dengan biopsi transbronkial (sensitivitas
terhadap keganasan 10-80%)
o Pembedahan torakoskopi dengan bantuan video (VATS)
o Torakotomi
defindefinisi
rata-rata tekanan arteri fulmonalis >25 mmHg saat
istirahat atau >30 mmHg s aat aktivitas fisik dan
diluar dari seluruh penyebab sekunder
Obat-obat
anoreksia
HIV
Kokain
Hifertensi
portal
PPH
Emboli paru
Vaskulitis
VOD
PPOM
ILD
Hipofentilasi
Pneumonia
ASD
VSD
VDA
Gagal
jantung sisi
kiri
MS/MR
Miksoma
atrium kiri
Jantung eisenmenger paru vaskuler Lain-lain
Manifestasi Manifestasi klinis
?Waktu rata-rata dari onset gejala hingga diagnosis adalah 2
tahun
? Dispnu, sinkop karena aktivitas fisik (hipoksia, ? curah
jantung), nyeri dada pada aktifitas fisik (iskemia vertikel
kanan, distensia arteri pulmonalis)
Pemeriksaan fisik
? P2 prominen,S4 sisi kanan,heaving pada vertikel kanan, bunyi
arteri pulmonalis, murmur aliran arteri pulmonalis, PR, TR
? � gagal ventrikel kanan: JVP ?, hepatomegali, edema perifer
Pemeriksaan Pemeriksaan diagnostik
� Rontgen foto thoraks: dilatasi dan pemendekan arteri
pulmonalis, pembesaran ventrikel dan atrium kanan
� EKG: RAD, RBBB, RAE, (p pulmonal), RVH
� Uji fungsi paru ?
� Analisis tes darah ? (terutama dengan berolah raga)
� Ekakardiogram: kelebihan beban tekanan sisi kanan,
pergerakan sputum abnormal, TR, PR
� Kateterisasi jantung
Langkah Langkah penanganan
? Rontgen foto thotaks dan resolusi CT toraks: melihat
penyakit parenkim paru
? Uji fungsi paru: melihat obstruksi dan penyakit paru restriktif
? Analisa gas darah: melihat hipoventilasi
? Sken ventilasi/perfusi � angigram paru: melihat emboli paru
? Penapisan labolatorium untuk vaskulitis: ANA (titer rendah
sering pada PPH), RF, anti ScI 70, anti sentromer,ESR
? Ekokardiogram: melihat miokardium, katup dan penyakit
jantung kongenital
? Katerisasi jantung: melihat adanya pirau,melihat peningktan
PCWP
? Biopsi paru terbuka
penatalaksanapenatalaksanaan
? Oksigen: mempertahankan SaO2 >90-92%
? Diuretik: pemberian diuretik dengan hati-hati karena
ventrikel kanan bergabung pada preload
? Vasodilator
pemberian vasodilator awal (NO): respon + (tekanan arteri
pulmonalis ?, curah jantung meningkat) memperkirakan
pasien yang mungkin berespon terhadap terapi oral jangka
panjang, tanpa respon ? tidak ada keuntungan dari
vasodiltor oral.
terapi oral jangka panjang (nifedipin 30-240mg PO 4x1)
25% dari pasien penurunan arteri pulmonalis,peningkatan
curah jantung, tanpa perubahan tekanan darah siastolik ?
daya tahan hidup meningkat.
50% yang pasien tekanan arteri pulmonalisnya tid50% yang pasien tekanan arteri pulmonalisnya tidak
berubah,? curah jantung ? toleransi terhadap olah raga
membaik, perubahan daya tahan tubuh
25% dari pasien dengan ? tekanan darah sistolik ? penyakit
vaskular menetap
Prostasiklin jangka panjang: memperbaiki hemodinamik dan ?
mortalitas (bahkan pada pasien tanpa respons
hemodinamik akut, efek tambahan dari prostasiklin)
? glikosida jantung: tidak bukti, namun akan berlawanan
dengan efek inotropik negatif yang potensial dari penyakit
kanal kalsium
? Antikoagilan: ? risiko trombosis karena ? CO2,manfaat
dalam menurunan angka mortalitas masih dipertanyakan
? Transplantasi paru
PrognoPrognosis
� Rata-rata daya tahan tubuh setelah diagnosa lebih kurang
2,5 tahun
yang merespon penyakit kanal kalsium = 94% dengan daya
tahan hidup 5 tahun vs penyakit kanal kalsium tanpa respon
sekitar 55% dengan daya tahan hidup 5 tahun
gamba r gamba r 2-5 alur penanganan hipoksemi
Inspirasi O2 yang rendah ? rendah � F1O2 atau PaO2
normal
gradien A-a
normal meningkat
normahipoventilasi SvO2
normal menurun
hipoksemia
Pirau sejati tidak 100%O2 ketidak seimbangan
Kolaps membaik Do2/Vo2 anemia
Pengisian intra-alveolar hipoksemia curah jantung yang rndah
(pneumonia,edema) terkoreksi hipemetabolisme
Piarau intrakardiak (kiri ke kanan
rasioventilasi/perfusi berubah gangguan difusi
penyakit jalan nafas (asma,PPOM) ILD
penyakit alveolar (pneumonia,edema)
penyakit vaskuler (emboli paru)
Hi Hi perkapnia
Gambar 2-6 alur penanganan hiperkapnia
Gradien A-a
meningkat normal
VCO penurunan ventilasi menit
meningkat normal
Produksi CO2 yang meningkat ruang mati meningkat
dema pernapasan dangkal yang cepat
sepsis PPOM, asam, gagal jantung
asidosis gangguan dinding torsks
kejang p,maks
Bebean asupan karbohidrat
normal menurun
hipoventilasi sentral gangguan neuromuskular
obat-obatan (opiat,benzodiasepin) mistenia gravis,sindrom
strok batang otak cidera nervus frenikus
hipotiroidisme distropimuskular
alkalosis metabolik hipofos fatemia
Indika Indikasi
? Memperbaiki pertukaran darah
memperbaiki oksigenasi
memoerbaiki ventilasi dan/atau menyembuhkan asidosis
respiratorik akut
?Menghilang kan distres pernafasan
mengurangi kerja pernafasan (dapat menambah lebih dari
50% total konsumsi oksigen menghilang kan fatigue otot
pernafasan
?Proteksi jalan nafas
?Membersihkan paru
Model Model venttiill attorr
Tidak ada suplai tekanan jalan napas, tidak adapenyetelan kecepatan;pasien bernapas
melalui EET
T-piece
Pasien bernapas sepontan dengan kecepatanya sendiri sementara ventilator
mempertahankan tekana jalan napaspositif yang konstan melalui siklus pernapasan (7
cm H2O melampaui 7fr EET
Continuous positive
air way pressure
(CPAP)
Ventilasi membantu pernapasan yang berasal dari pasien dengan suatu perangkat
tekanan inspirasi,suatu bentuk bantuan ventilator persial karena tidak ada penyetelan
kecepatan dapat dikombinasi dengan SIMC untuk membantu pernapasan
spontansecara parsial
Pressure support
ventilation (PSV)
Ventilasi memberikan sejumlah bantuan nafas yang minimal (sesuai dengan usaha
yang berasal dari pasien) bantuan pernapasan yang berawal dari pasien ? volume
tidal yang ditentukan oleh usaha pasien itu sendiri sehingga pernafasan yang di bantu
ventilator tidak sama dengan pernafasan sepontan pasien harus mengatasi sirkuit
pernapasan selama pernapasan sepontan SIMV = AC pada pasien yang tidak mampu
bernapas secara sepontan
Synchorynized
Intermiten
Nandatory
Ventilatiaton
(SIMV)
Ventilasi memberikan sejumlah bantuan napas yang minimal tambahan pernafasan
yang berasal dari pasien yang memicu pernapasan yang menggunakan alat bantu
ventolator sepenuhnya,sehingga pernapasan yang timbul karena ventilator sama
dengan pernapasan yang timbul dari paien sendiri,takipnu dapat menunjukan adanya
alkalosis respiratorik
Assit control (AC)
Model
ttarrgett
Ventilasi memberikan suatu tekanan
inspirasi yang terukur
Volume tidak tergantung pada resistensi
jalan napas dan paru serta komplians
dinding dada
Pasien berisiko mengalami penurunan
volume ? ventilasi dalam hitungn menit
tidak adekuat
Target tekanan
Ventilasi memberikan suatu volume tidal
yang terukur tekenan jalan napas
bergantung pada resistensi jalan napas
dan paru/ komplians dinding dada
Pasien berisiko mengalami peningkatan
tekanan ? barotrauma dan volutrauma
Target volume
Target keterangan
Venti lasi non- invas Venti lasi non- invas iiv
Sungkup yang terpasang ketat menghubungkan pasien dengan
suatu ventilator setandar
Dapat menerima bantuan tekanan hingga lebih dari 20-30 cm
H2O,PEEP hingga 10 cm hingga lebih dari 1,0
Digunakan untuk bantuan jangka pendek (< 24 jam) agar terjadi
suatu proses refersibl (pada asma,gagal jantung konngestif dan
PPOM)
Dengan sungkup
ventilasi
=PSV + PEEP
Mampu mengatur baik tekanan inspirasi (biasanya 8-10 cm
H2O)
Mungkin jumlah oksigen yang didapat diberikan terbatas
Digunakan pada pasien yang masalah primernya adalah
hipoventilasi
Bilevel positive
airway pressure
(BiPAP)
=EEP
Tidak ada batasn jumlah oksigen yang diberikan (seperti: dapat
memberikan aliran tinggi ? F1F2 = 1,0)
Dipergunakan pada pasien yang masalah utamanya adalah
hipoksemia
Continuous
positive airway
pressure (CPAP)
model ketrangan
Penyetelan awa Penyetelan awal
1,0 ?5 cm H2O
(yaitu;100%)
SIMV -10 mg/kg 10 kali/menit
target
volume
Kecepatan F1O2 PEEP
pernapasan
model volume tidalk
Penyesuaian setelah Penyesuaian setelah ventilator
? Untuk memperbaiki oksigenesi: ? F1O2,? PEEP
(mengoptimalkan berdasarkan pada mekanisme paru),?
waktu inspirasi
? Untuk mempeerbaiki ventilasi: ? V1 atau tekanan
inspirasi, meningkatkan laju pernapasan (mungkin perlu
menurunkan waktu inspirasi untuk mencapai perubahan
tersebut)
? Hiperkapnia permisif: mentolerir peningkatan PaCo2 dengan
tujuan untuk menghindari terjadinya baro-atau volutrauma
yang berlebihan
Vt = 5-7 ml/kg (selama Pa CO2 < 80% dan Ph>?7,5)
kontra indikasi: penyakit serebro vaskuler, ketidak setabilan
hemo dinamik, gagal ginjal, hipertensi paru
Deterioriasi ventilator Deterioriasi ventilator akut
? Respons terhadap PIP yang ?: cabut selang pasien dari
ventilator, auskultasi,lakukan foto rontgn toraks dan analisis
gas darah
Penghentian ventilator
? Strategi penghentian: tidak ada satupun pendekatan yang
terbukti;? Yang termuda dari PSV (? 2-4 cm H2O tiap 12 jam)
atau menggunakan percobaan (? frekuensi napas 2-4
kali/menit tiap 12 jam + bantuan PSV 5 cm)
? Mengidentifikasi pasien yang dapat bernapas secara
sepontan
kriteria penapisan: melawan sedasi, hemodinamik
stabil, sekresi minimal, batuk adekuat parameter fentilator:
PaO/F1O2 > 200,PEEP = 5,f/w < 105,V1 < 12/ menit
uji pernapasan sepontan (seperti: CPAP selama 1 - 2 hari)
KompliKomplikasi
? Barotrauma dan volutrauma ( seperti:
pneumotoraks,pneumo mediatinum)
PIP yang tinggi biasanya tidak membahayakan kecuali �p
plateau > 35% cm H2O ? kerusakan alveolus
? Toksisitas oksigen (apabila F1O2 > 0,6; Proporsional terhadap
dengan durasi dan derajat konsentrasi keracunan oksigen)
? Perubahan curah jantung
? Pneumonia nasokomial (1 % per hari, jumlah mortalitas lebih
kurang 30 %)
non farma kologi:cuci tangan,posisi stengah baring intubasi
non-nasal, nutrisi
farmakologi: hindari antibiotik yang tidak perlu
?Disfungsi laring (hindari dengan trakeostomi, pertimbangkan
setelah 2 minggu)
?Stenosis trakea dan trakeomalasia (perlunakan kartilago
trakea)
Gambar 2- 7,pe ndekatan ter hadap detr Gambar 2- 7,pe ndekatan ter hadap detr iorasi
ventilat akutilator
PIP
Menurun meningkat normal
kebocoran udara P-plateau emboli paru
Resistensi jalan napas proses ekstratorakal
normal meningkat
obstruksi jalan napas penurunan komplians
bronko spasme pernapasan yang tidak sinkron
sekresi auto-PEEP
aspirasi pneumotoraks
masalah selang ventilator atelektasis
pneumonia
edema paru
emboli paru
Definisi
o Sindrom distres pernapasan akut
klinis = onset akut hipoksemia refrakter yang berat terhadap
oksigen dan infiltrat paru bilateral difusi
patifisiologi = edema paru non- katdiogenik
patologi = kerusakan alveolar yang difus
o Konferensi konsensus amerika � eropa : 4 kriteria untuk
mendefinisikan ARDS tanpa biopsi onset akut
penyakit yang mengenai ruang udara yang bercak bilateral
PCWP < 18 mmHg atau tanpa bukti klinis ? LVEDP
eti eti ologi
Sepsis
Syok
Trauma atau fraktur multipel
Hipertranfusi (TRALI)
DIC
Pankreatitis
Aspirasi
Pneumonia
Nyaris tenggelam
Cidera inhalasi
Kontusio paru
Cedera langsung Ceedera tidak langsung
PatofisiologPatofisiologi
? ? pirau intrapulmonalis (sehingga refrakter terhadap ? F1O2)
? ? komplian statik (V/P �PEEP) < 50 cc/cm H2O
? Dapat berkembang menjadi hipertensi paru sekunder
Pemeriksaan diagnostik
? Foto rontgen toraks: penyakit ruang udara dengan infiltrat
difus yang berkembang dalam 24 jam sejak kemunculan
pertamanya
? CT toraks: infiltrat berbercak yang berselang- seling dengan
tampilan paru normal,dengan densitas yang lebih kuatdu
daerah paru yang terkena
Penata laksana Penata laksanaan
o Strategi ventilasi mekanik
tujuan: mempertahankan pemberian oksigen sistemik yang
adekuat dan meminimalkan cedera paru yang
terinduksi ventilator (seperti: distensi alveolar yang
berlebihan,pembukaan tidal dan kolaps tidal)
strategi
sedasi; paralisis bila perlu (namun coba minimalkan)
memperbaiki PaO2 dengan ? PEEP dan ? waktu inspirasi
dari pada menaikan F1O2
mempertahankan tekanan plateau (p) =35 cm H2O:
ventilasi target tekanan,hiperkapnia pemisif (pertahankan
PaCO2 < 80 dan Ph > 7,15)
atur PEEP > tekanan yang diperlukan untuk mencegah
kolaps alveolar pada akhir-ekspirasi (seperti: mengatur
pada pion yang lebih rendah dari kurvatura maksimal
pada kurfa tekanan volume atau pada pada kurfa tekanan volume atau pada 10-12 cm H2O dan
menyesuaikan secara empiris)
Strategi penyelamatan
ventilasi pronasi: terdapat perbaikan PaO2 pada 50-70%
pasien
nitrit oksidasi (inhalasi): vasodilatasi paru selektif pada unit
paru yang di ventilasi ? memperbaiki rasio
ventilasi/perfusi,tekanan arteri pulmonalis ?, dapat
meningkatkan PaO2/ F1O2 dengan 50mmHg
oksigenasi membran ekstrakorporal (EMCO) atau
pengangkatan CO2 ekstrakorporal (ECCO2R)
? PCWP serendah mungkin PCWP serendah mungkin sesuai toleransi
? Steriod: tidak ada manfaat pada fase;? Manfaat pada fase
fibrofro liferatif lambat (chest 100:943,1991 dan JAMA
280:159,1998), apa bila tidak ada perbaikan dalam 7 hari dan
tidak ada bukti infeksi yang tidak diobati (pertimbang kan
bronkoskopi, ,kultur darah,urin dan ujung infus sentral seken
sinus dan daerah abdomen), pertimbangkan metilprednisolon
2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam selama 14
hari,disertai dengan penurunan dosis secara bertahap
Prognosis
? Mortalitas: ARDS saja mencapai 40%,dapat mencapai 90%
apabila terjadi kegagalan multi-organ atau sepsis